Pagi itu aku meminta ayah mengantarkanku ke sekolah.
Saat itu, tepat di depan kami terjadi sebuah kecelakaan. Kami pun segera turun
dan membantu menolong wanita yang tertindih motor akibat kecelakaan tadi. Untung saja dia tak
kenapa-kenapa. Setelah memapahnya ke trotoar. Ayahku pergi melanjutkan perjalanan mengantarkan ku
ke sekolah.
Seperti biasa ayahku pulang sebelum maghrib untuk
mandi dan kemudian pergi lagi. Saat aku ingin meminjam HP-nya, dia datang dan
merampasnya dariku. Kemudian pergi keluar dengan izin ke kantor.
***
Saat
istirahat, tiba-tiba seorang temanku datang dan memberitahuku bahwa dia melihat
ayahku semalam di depan tempat bermain billyard dengan seorang wanita. Dia
pikir itu adalah mamaku. Ternyata bukan.
Mengingat
cerita temanku, aku memutuskan untuk memeriksa SMS terakhir yang masuk dari HP
ayahku. Aku menemukan pesan dari sebuah nomor yang memanggil ayahku dengan
sebutan “sayang”. Saat itu aku terkejut dan tiba-tiba meneteskan air mata.
Seakan-akan aku bisa membayangkan kedepannya.
Dan saat
ayahku pergi. Aku segera memberitahukannya pada ibuku. Aku pikir dia akan
terkejut ternyata tidak. Dia mengatakan bahwa dia sudah sering menemukan SMS
seperti itu sejak seminggu yang lalu.
Keesokannya, saat pulang sekolah aku singgah
meminjam buku PR seorang temanku. Dan betapa terkejutnya aku melihat ayahku
memboncengi seorang wanita dengan mesranya di jalan. Aku terkejut. Ayahku saja
tidak pernah membonceng ibuku berdua. Tapi yang aku lihat bukan hanya berdua saja.
Tapi juga sambil bermesraan seperti anak
muda yang sedang pacaran.
Malam itu aku sengaja untuk tidak tidur sambil
menunggu ayahku pulang.
“kenapa kamu belum tidur ?”
“ayah kira karna apa?. karna perempuan murahan itu”
“apa maksudmu?”
“maksudku ! tadi siang aku melihat ayah memboncengi
perempuan. Siapa perempuan itu ?”
“perempuan siapa?”
“jangan pura-pura bodoh. Ayah kira aku buta dan
tidak melihat siapa yang tadi siang ayah boncengi”
Tiba-tiba saja ibuku datang dan menenangkan
perkelahian kami. Aku tahu ibuku mendengar apa yang baru saja aku katakan.
Aku segera
pergi tidur dengan amarah yang masih memuncak tapi sebelum aku tidur aku
menyampaikan pesan untuk ayahku.
“jangan coba macam-macam lagi. Jika sekali lagi ayah
seperti itu maka aku tidak segan-segan untuk membuat ayah menyesal punya anak
sepertiku”
***
2 hari sudah aku tidak berbicara dengan ayahku
meskipun ia sudah coba membujukku. Tapi aku tetap tidak ingin berbicara
dengannya karna aku tahu dia belum berubah.
Saat sedang pergi jalan-jalan bersama teman. Aku
melihat ayahku dengan gadis itu lagi. Dan sekarang terlihat jelas wajahnya. Aku
seperti pernah menemuinya tapi aku lupa dimana. Aku mengikuti mereka berdua.
Dan akhirnya aku tahu dimana wanita itu tinggal
Karna saat
itu sudah sangat malam aku meminta izin
ibuku untuk bermalam di rumah seorang temanku yang tidak jauh dari rumah wanita itu. Saat tepat
jam 11 malam keluarga temanku belum ada yang tidur. Mereka semua masih asyik
dengan sinetron yang sedang mereka tonton. Aku meminta izin mereka untuk keluar
sebentar untuk menemui ayahku di perempatan.
Bukan ke perempatan. Aku ke rumah wanita itu untuk
bertamu. Dan setelah mengingat-ingat wajahnya, ternyata dia adalah wanita yang
di tolong ayahku saat kecelakaan lalu. Dia kaget denganku tapi setelah aku
mengingatkannya siapa aku. dia akhirnya mempersilahkan aku masuk. Lama kami
bercerita dan dari situ aku mengetahui kalau dia sendiri di rumah ini. Aku
segera menjalankan rencanaku.
Aku meminta
izin padanya untuk ke kamar mandi. Kemudian aku mengambil minyak goreng dari
dalam lemarinya. Minyak itu sengaja ku tumpahkan agar nantinya dia terjatuh.
Setelah itu aku kembali ke luar. Dan ia pun masuk untuk menambah minuman. Tiba-tiba
saja terdengar bunyi dari dalam. Aku segera pergi melihatnya tetapi bukan untuk
menolongnya. Justru aku pergi mencari bantal di kamarnya untuk membekap dia
sehingga tidak bisa bernafas. Dia tidak bisa bangun untuk melawanku karna sudah
lemah setelah terjatuh. Tidak lama kemudian Wanita itu tak bergerak. Aku
memeriksa denyut nadi dan jantungnya. Sudah tidak berdetak lagi. Aku kemudian
pulang ke rumah temanku. Tapi sebelum pulang, aku membakar semua bukti-bukti
yang dapat diketahui polisi.
Keesokan harinya, aku pulang ke rumah. Aku tidak
melihat ayahku berada di rumah. Aku tahu dia ke rumah wanita murahan itu. Tapi
aku nampak senang karna aku sudah berhasil melenyapkannya.
Sorenya ayah pulang. Dia nampak lusuh. Tapi aku
tidak peduli. Aku tahu dia curiga padaku. Dan secara terang-terangan aku
memberitahunya.
“aku yang membunuh wanita itu. Apa ayah akan
memasukan ku ke penjara ?”
“apa ?. Kamu yang membunuhnya ?”
“iya. Sekarang masukkan saja aku ke penjara atau
bunuh aku juga”
“aku akan membunuhmu. Dasar anak durhaka”
Ibu datang melindungiku.
“jika kamu ingin membunuhnya maka bunuh aku dulu, karna
dia adalah tanggung anak ku”
“baiklah aku akan membunuh kalian berdua”
Adikku datang membawa pemukul. Dan memukulkannya
dengan keras ke kepala ayahku. Ayahku terjatuh tapi dia masih sadarkan diri.
“ayah fikir siapa perempuan itu?. Dia tidak sayang
dengan ayah. Dia hanya menginginkan uang dari ayah. Ayah buta?. Di depan ayah
ada seorang wanita yang mencintai ayah apa adanya dan aku tahu sekarang dia
tidak secantik wanita itu. Tapi dia begini karna dia sayang dengan kita semua.
Dia cinta dan tidak ingin kehilangan kita semua hanya karna memperhatikan
kecantikan dan bentuk tubuh. Dan jika
memang ayah ingin memenjarakanku. Aku siap. karna aku tahu aku adalah anak durhaka
yang telah menewaskan seorang wanita yang ayah sayangi. Tapi, aku ingin tanya.
Apa ayah akan melakukan hal demikian jika ibu yang pergi ?”
“sudah lah nak, lebih baik kita pergi
menyembunyikanmu dari polisi”
“aku akan menjaga mereka semua tanpa bantuan dari
ayah. Aku akan buktikan aku bukan seorang banci dan pengecut seperti ayah” kata
adikku.
“aku minta izin mu untuk cerai. Aku mungkin akan
menikah lagi dengan lelaki yang sudah lama menungguku. Dan kamu tidak perlu
mencari kami, karna aku jamin mereka akan bahagia tanpamu”
Aku melihat jelas saat itu ayahku
berusaha untuk bangun mengejar kami. Tapi dia tidak mampu menahan sakitnya
pukulan tadi. Dan itu merupakan saat terakhir aku melihat ayahku. Sejujurnya
aku sangat menyayangimu ayah. Aku seperti itu karna aku tidak ingin kehilangan
ayah tetapi takdir berkata lain. Kita semua harus terpisah. Aku selalu, selalu,
selalu menyayangimu ayah hingga apa pun akan aku lakukan untuk kebahagiaan kita
semua. Walaupun dengan cara yang salah.***
I WILL ALWAYS LOVE YOU DADDY
Komentar
Posting Komentar